Provinsi Bali menjadi Lokus Studi Banding Pemprov Sumbar

Prevalensi Stunting Terendah Nasional

DENPASAR, MataDewata.com | Wakil Gubernur Bali, Tjok. Oka Sukawati beserta jajaran Pemerintah Provinsi Bali menerima kunjungan kerja Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy di Ruang Rapat Praja Sabha Kantor Gubernur Bali, Jumat, Sukra Paing, Pahang (10/2/2023).

Tidak sendiri Wagub Sumbar, Audy Joinaldy turut didampingi oleh jajaran Satgas Percepatan Penurunan Stunting Sumatera Barat. Tujuannya adalah untuk mengetahui kiat dan upaya Pemprov Bali dalam mempercepat penurunan angka stunting di Bali. Seperti diketahui bahwa Provinsi Bali memperoleh peringkat terbaik nasional di tahun 2022 terkait Prevalensi Stunting di Indonesia. Dimana pada tahun 2022 angka Prevalensi Stunting di Bali hanya sekitar 8% yang menjadikan Provinsi Bali sebagai daerah dengan prevalensi stunting terendah di Indonesia.

Baca juga :  Bupati Sanjaya Hadiri Upacara Pujawali Ageng Mapedudusan Alit di Luhur Pura Taman Br. Banu Mandala Pangkung
Ik-MD-Bank BPD Bali-QCB//1/2023/fm

“Di Bali tercatat bahkan melampaui target yang kami tentukan sebelumnya,” ungkap Wakil Gubernur Bali, Cok Ace. Ia juga menyampaikan bahwa pada dasarnya Pemerintah Provinsi Bali melakukan upaya yang sama dengan daerah lainnya di Indonesia dalam upaya penurunan stunting. Namun yang berbeda, Pemprov Bali turut serta melibatkan masyarakat adat. “Penurunan kasus stunting di Bali kami juga banyak melibatkan masyarakat adat,” ungkap Cok Ace.

Baca juga :  Cok Ace Dukung Potensi Pengembangan Pariwisata Ende dan Sambut Undangan Festival Sepekan Danau Kelimutu
BPD-Contact -Center
Ik-MD-CC-BPD-Bali//7/2023/fm

Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Nyoman Gede Anom. Ia menyampaikan bahwa pengaruh adat masih sangat kental di Bali sehingga interferensi juga difokuskan kepada masyarakat adat sampai tingkat dusun atau banjar melalui bendesa adat (ketua adat). “Ada kearifan lokal yang benar-benar kita gunakan baik saat prenatal, natal dan postnatal,” ungkapnya. Upacara-upacara yang dilakukan oleh masyarakat Bali ini menurutnya turut mempengaruhi prevalensi stunting di Bali karena secara tidak langsung gizi dan nutrisi anak dan remaja akan diawasi.

Baca juga :  IPHI Denpasar Sambut HUT RI dan Kedatangan Jamaah Haji 2022 Asal Bali

Sementara itu angka prevalensi Sumbar tahun 2022 naik menjadi 25,2 persen dari sebelumnya 23,3 persen di tahun 2021 jauh di atas prevalensi stunting nasional yang berada di angka 21,6 persen. “Bali ini hampir 2 tahun ekonominya hancur tapi kenapa stuntingnya turun. Jadi kami ingin (mendapatkan,red) sharing apa saja program yang dilakukan oleh Pemprov Bali,” ungkap Audy Joinaldy. Hp-MD

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button