Menteri PUPR dan Gubernur Realisasikan pembangunan Tol Jagat Kerthi Bali

Menembus Tanah dan Melayang, Ditarget Rampung Tahun 2024

DENPASAR, MataDewata.com | Pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi mulai direalisasikan, dengan Penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol, Perjanjian Penjaminan dan Perjanjian Regres pembangunan jalan tersebut di Denpasar, Selasa (8/3/2022). Dihadiri langsung Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat beserta jajaran, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol, Gubernur Bali, Wakil Gubernur Bali, Jajaran Pemprov Bali, Kapolda Bali, Kajati Bali, Danrem 163 Wirasatya, Badan Usaha Jalan Tol, Direktur Utama PT. Penjamin Infrastruktur Indonesia, Bupati Jembrana, Bupati Tabanan, Bupati Karangasem, Walikota Denpasar, Wakil Bupati Gianyar, Sekda Kabupaten Badung, dan sejumlah undangan lainnya.

Pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi merupakan program prioritas pembangunan infrastruktur darat, laut dan udara secara terintegrasi dan terkoneksi sebagai implementasi Visi Pembangunan Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru. “Sejalan dengan Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi diberi nama “Tol Jagat Kerthi Bali” yang memiliki makna memberi kesejahteraan dan kebahagiaan kehidupan Krama Bali,” ujar Gubernur Wayan Koster.

Pembangunan jalan tol dilaksanakan oleh Konsorsium 3 Perusahaan, yaitu: PT. Sumber Rhodium Perkasa, PT. Cipta Sejahtera Nusautama, dan PT. Bumi Sentosa Dwi Agung. Jalan tol memiliki panjang total 96,21 Km, dengan lebar 40 Meter, melewati 3 Kabupaten (Jembrana, Tabanan, dan Badung), 13 Kecamatan (5 Kecamatan di Jembrana, 7 Kecamatan di Tabanan, dan 1 Kecamatan di Badung), dan 57 Desa (31 Desa di Jembrana, 24 Desa di Tabanan, dan 2 Desa di Badung).

Baca juga :  Rektor ‘Kun’ Adnyana Bangga Melepas Generasi Gemilang Indonesia

Disepanjang Jalan Tol akan dibangun 4 tempat istirahat/rest area; 2 tempat di Jembrana dan 2 tempat di Tabanan yang akan dijadikan sebagai area untuk UMKM. Jalan tol memiliki 3 jalur; jalur untuk penumpang umum, jalur khusus sepeda motor dan jalur khusus sepeda. Dilengkapi dengan 6 simpang susun/interchange (Cekik, Banyubiru, Negara, Pekutatan, Soka, dan Wanasari). Model jalan tol yang memiliki tiga jalur seperti ini merupakan jalan tol pertama di Indonesia.

Selain itu di sepanjang jalan tol, dibangun lintasan berupa; 28 jalan bawah tanah/underpass, 82 jalan layang/overpass, dan 50 jembatan, serta 13 talang irigasi. Pembangunan lintasan ini dilakukan agar tidak menggangu jalan yang dipakai untuk kepentingan upakara adat/melasti dan tidak menggangu sistem irigasi/subak. “Pembangunan dilaksanakan mulai tahun 2022 dan diharapkan selesai pada
tahun 2024.

Baca juga :  Gubernur Bali Wayan Koster Bersama Cok Ace Ajak Masyarakat Solid Bergerak dalam Bali Era Baru

Proses pelaksanaan pembangunan diawali dengan penetapan lokasi berkenaan dengan jalur jalan oleh Gubernur Bali yang diserahkan kepada Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR RI. Selanjutnya akan dilakukan penentuan harga lahan yang dibebaskan oleh lembaga independent dengan mengacu pada Undang-Undang No: 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

Pembangunan jalan tol akan menjadi akses infrastruktur berkembanganya pusat-pusat pertumbuhan perekonomian baru untuk menyeimbangkan dan memeratakan perekonomian antar wilayah Bali Barat, Timur, Utara, dan Selatan. “Saya (Gubernur Wayan Koster, red) mewakili Pemerintah Daerah dan masyarakat Bali menghaturkan terima kasih kepada Presiden Republik Indonesia, Bapak Ir. Joko Widodo atas restu dan kebijakan Beliau, melalui Bapak Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sehingga dapat direalisasikan dan dimulai Pembangunan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali,” ucap gubernur asal Desa Semiran Buleleng itu.

Pembangunan jalan tol telah dilakukan dengan kegiatan sosialisai dan konsultasi publik dalam dua tahap. Tahap pertama, kegiatan sosialisasi dilaksanakan di Jaya Sabha, Denpasar, dipimpin langsung oleh Gubernur Bali, Wayan Koster, yang dihadiri oleh semua Kepala Desa, Bandesa Adat, dan Bupati Jembrana (hadir langsung), Bupati Tabanan (hadir langsung), serta Bupati Badung (diwakili oleh Wakil Bupati Badung). Tahap Kedua, kegiatan sosialisai dan konsultasi publik kepada masyarakat pemilik lahan di masing-masing Kabupaten Jembrana, Tabanan, dan Badung yang dipimpin oleh Kepala Biro Pemerintahan dan Kesra Pemerintah Provinsi Bali.

Baca juga :  Deklarasi Menuju Bali Emisi Nol Bersih 2045 Pertegas Komitmen Visi Pembangunan “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”

Dari sebanyak 8.641 warga yang setuju (hanya 2 warga tidak setuju) atau sekitar 99,9% menyatakan sangat mendukung program pembangunan jalan tol yang melintasi lahannya, bahkan mereka berharap pembangunan segera dapat diwujudkan karena akan meningkatkan perekonomian yang bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat.

Menteri PUPR RI, Bapak Basuki Hadimulyono menyampaikan dan menegaskan beberapa hal, yaitu: mengucapan selamat atas dilaksanakannya perjanjian pengusahaan jalan tol Gilimanuk-Mengwi, harus dilaksanakan dengan kerja keras, mencapai hasil yang berkualitas, memperhatikan lingkungan, dilaksanakan dengan tata kelola yang baik dengan penuh tanggung jawab, diharapkan pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan lancar dan sukses. Mulai tahun 2022 dan selesai tahun 2024, oleh karena itu Menteri akan melakukan pengawasan secara ketat,” tutup Gubernur Wayan Koster. Hp-MD

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button