Pentas Neuroscience Gamelan dan Tari untuk Meneliti Reaksi pada Gelombang Otak

Dipasangkan Alat untuk Mendeteksi Gelombang Otak dari Setiap Kreativitas

DENPASAR, MataDewata.com | Universitas Udayana bekerja sama dengan Rice University, USA, University of Houston, USA, BRAIN Center, USA dan Institut Seni Indonesia Denpasar untuk melakukan penelitian tentang Gamelan dan Tari. Pada acara tersebut dipentaskan pertunjukan seni menggabungkan Neuroscience dengan Gamelan dan Tari. Berlangsung di Ruang Pertemuan dr. A.A. Made Djelantik, Kampus FK Udayana, Sabtu (6/7/2024).

Dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana, dr.,Sp.K.J.,Subsp.K.(K), MARS., yang tergabung dalam Tim Penelitian Neuroscience dengan Gamelan dan Tari menjelaskan, bahwa Universitas Udayana bekerja sama dengan beberapa universitas lainnya untuk melakukan penelitian terhadap reaksi pada gelombang otak yang terjadi saat para penabuh memainkan gamelan.

“Hari ini kita menyaksikan hibah penelitian yang di dapat dari Udayana Senior Tello Grand yang didapat oleh Prof. Anthony K Brandt dari Rice University. Jadi kerja sama antara Udayana dengan Rice University untuk meneliti bagaimana interaksi antara gelombang otak setelah dilihat dari kreasi musik karena yang diteliti adalah gamelan. Karena kita di Bali memiliki tradisi gamelan Bali,” jelas Dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana
.
Diskusi Interaktif dengan narasumber terkemuka selain menghadirkan Dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana, juga menghadirkan Prof. Anthony K. Brandt, Ph.D-Rice University, USA; Prof. Jose Luis Contreras-Vidal, Ph.D-University of Houston, USA; dan I Gde Made Indra Sadguna, S.Sn, M.Sn.,Ph.D-Institut Seni Indonesia Denpasar.

Baca juga :  Program Studi Ilmu Kesehatan Anak FK Unud/RSUP Sanglah Dikunjungi Tim Asesor LAM-PTKES
MD-Ik-BPD Bali//1/2023/fm

Lanjut Dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana mengatakan bahwa penelitian yang sedang berlangsung tersebut baru pertama kali di dunia secara lintas budaya dan lintas disiplin. “Jadi ini merupakan penelitian lintas budaya dan lintas disiplin dan ini menjadi penelitian pertama di dunia karena pertama kali menggunakan gamelan sebagai bahan dasar biasanya diteliti adalah musik barat dengan alat musiknya dan alat-alat sebagainya,” ujarnya.

Menurutnya, para peneliti nantinya akan melihat proses apa yang terjadi dari setiap kreativitas yang dilakukan oleh para penari dan penabuh gamelan tersebut. Oleh sebab itu, setiap penari dan penabuh gamelan sudah dipasangkan alat untuk mendeteksi gelombang otak dari setiap kreativitas mereka.

Baca juga :  Peluang dan Tantangan Pariwisata Bali Pasca Pandemi Covid-19

“Karena yang kami lihat adalah bagaimana proses kreativitas apa yang terjadi di otak dan bagaimana saat mereka menampilkan karyanya. Interaksi dengan penonton itu sangat penting, kami akan merekam dan akan direkam menggunakan Mobile EEG. Jadi alat pertama yang akan kita testing di Indonesia di Amerika sudah mereka lakukan tapi di Indonesia belum ada alatnya. Kita bersyukur mendapatkan kesempatan pertama untuk meneliti hal ini,” terangnya.

Sementara hasil dari penelitian yang akan dilakukan akan ditampilkan sehingga para peneliti dapat melihat interaksi yang terjadi pada penabuh gamelan dan penari. “Hari ini kita tampilkan karyanya karena penelitian yang kita lakukan ini harus melihat interaksi antara pemain gamelan dan penari yang menciptakan karya tersebut dengan penonton di setting senormal mungkin yang kita inginkan buat,” tutupnya.

Baca juga :  Buka Akses Informasi Dunia Pendidikan, BMPS Bali Luncurkan Website Resmi

Di sisi lain, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Prof. Dr.dr. Komang Januartha Putra Pinatih, M.kes., saat ditemui oleh awak media usai pementasannya Gamelan dan Tari menyampaikan bahwa penelitian yang tersebut mencoba menggali informasi dari budaya lokal sehingga bisa suatu karya sains. “Ini adalah penelitian yang mencoba mengeksplorasi budaya-budaya kita ini bukan hanya nanti saja sebagai suatu digunakan sebagai suatu pentas seni pertunjukan tetapi bagaimana ini bisa kita kaitkan dengan sains,” ujarnya.

Di sisi lain, pihaknya mengungkapkan manfaat dari penelitian yang akan dilakukan. Menurutnya penelitian sangat bermanfaat untuk menggali rahasia-rahasia yang saat ini yang masih menjadi misteri. “Bagaimana kelistrikan otak kita kaitannya dengan fungsi-fungsi fisiologi tubuh kita, dengan emosi dengan kejiwaan aspek psikologis kejiwaan dan sebagainya. Jadi kita mencoba untuk mengekspor penelitian ini dari budaya-budaya kita ternyata bisa memberikan manfaat di bidang ilmu pengetahuan bagi sains dan ilmu kedokteran,” tutupnya. On-MD

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button