Saptana Jagaraga Ubah Format untuk Bisa Ngayah di Tengah Pandemi

Rambah Medsos Agar Tetap Produktif dan Kreatif

GIANYAR, MataDewata.com | Komunitas Seni Saptana Jagaraga yang kerap terdengar di bumi seni Gianyar ini tidak mau vacum di masa pandemi ini. Berbagai cara dilakukan untuk tetap produktif dalam dalam kersesenian. Sebelumnya 90 persen penghasilan dari anggota datang dari sektor pariwisata. Di tengah kondisi sulit saat ini komunitas ini bahkan merogoh tabungan (uang kas) untuk melakukan pembelian Sembako yang dibagi untuk anggota dan seniman tua di lingkungan desa.

Ik /MD-MKP-MADINA//6/2021/f1

Komunitas yang bermarkas di Singapadu Gianyar ini terdiri dari kumpulan anak muda dari beberpa banjar yang tidak mau tenggelam di mada pandemi. Penciptaan karya tabuh pun tetap berlangsung dan sudah direkam beberpa bulan kemarin bahkan sudah di unggah di media sosial (Medsos). Sebagai upaya menunjukankan bahwa komunitas ini masih berkreativitas. Selama berlatih dan berkreasi komunitas ini selalu menerapkan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat.

Hingga lahirnya ide dari Pembina Utama Komunitas Seni Saptana Jagaraga, I Wayan Darya untuk berkreasi dibidang Gambelan Slonding yang hanya membutuhkan tenaga 8 sampai 10 orang. Dimana tujuan utamanya agar tetp bisa ngayah di masyarakat. “Jadi kita tetap bisa ngayah dengan menerapakan protokol kesehatan dengan jumlah pemain gambelan 8 sampai 10 orang. Tidak lupa tetap gunakan masker dan anggota kami bagi menjadi 8 kelompok pada slonding ini,” tutur Wayan Darya saat ditemui di Gianyar, Minggu (6/6/2021).

Ik /MD-MKP-MADINA-SB//6/2021/f1

Ketua Komonitas Seni Saptana Jagaraga, Wayan Kariana menambahkan, jika ada panggilangan ngayah maka tinggal tunjuk kelompok yang ditugaskan sesuai giliran. Exsisnya Slonding di bidang seni pertunjukan di tahun ini diakuinya banyak yang menciptakan terobosan baru. “Agar tidak ketinggalan dan tetap bisa berkreatifitas lewat Medsos,” ujar pemuda yang kerap disapa Doyok itu.

“Ya tahun tahun ini banyak Slonding yang bangkit dan ada parade juga dengan konsep rekaman bahkan di tingkat remaja. Slonding itu klasik dan kita sebagai generasi muda harus tau gambelan ini, karena ini gambelan terbilang tua dan klasik. Untuk Komonitas Saptana Jagaraga saya bikinkan gaya tabuh yang moderan tapi tidak meningalkan pakem agar bisa di terima di telinga penikmat seni,” imbuh Wayan Darya yang sempat membuah sekaa binaannya ini heboh di PKB tahun 2015. Kd-MD

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button