Mau Jadi Wartawan? ini Penjelasan 5W+1H dalam Berita

DENPASAR, MataDewata.com | Sebuah berita dikatakan benar bila mampu menampilkan 5W+1H. Terpenuhinya enam unsur di atas dalam penulisan berita maka dapat dipastikan setiap informasi disampaikan secara baik dan berurutan (runut). Tentu yang dimaksudkan tidak bertentangan dengan penulisan berita dengan sistem piramida terbalik.

5W+1H adalah sebuah metode yang dilakukan guna mendapatkan informasi secara lebih kaya dan mendalam. Caranya dengan memenuhi atau menanyakan/mencari keterangan dalam pengamatan sesuai fakta setiap unsur dari 5W+1H.

Urutan 5W+1H terdiri dari; What (Apa yang terjadi?); Who (Siapa yang terlibat dalam peristiwa itu?); Why (Mengapa hal itu bisa terjadi?); When (Kapan peristiwa itu terjadi?); Where (Di mana peristiwa itu terjadi?); serta How (Bagaimana peristiwa itu terjadi?).

Baca juga :  PWI Pusat Terima Pengunduran Diri Dua Wartawan Lampung

Tentu banyak orang familiar dengan rumusan 5W+1H sebagai unsur penulisan dalam dunia jurnalistik. Namun pada kenyataannya, elemen itu berlaku di hampir semua bidang ilmu. Mulai dari dunia jurnalisme, bisnis, hingga bahasa. Tujuan akhirnya berfungsi untuk merumuskan masalah atau menyampaikan informasi yang benar sesuai fakta lapangan.

Rumusan 5W+1H dianggap paling mudah untuk memecahkan berbagai masalah dan merumuskan informasi. Meski terkesan ringkas, elemen 5W+1H dianggap sebagai panduan lengkap untuk mengembangkan cerita dan informasi.

Baca juga :  Inkubator Bisnis ITB STIKOM Bali Bertengger Terbaik Nasional

Inilah yang menjadi sebab wartawan utamanya yang sidah senior akan bertanya secara singkat untuk mendapatkan jawaban mendalam yang diharapkan.Hal itu karena rumus 5W+1H memiliki unsur sentral dari pesan atau cerita. what, who, when, why, where, dan how (apa, siapa, kapan, mengapa, di mana dan bagaimana), selalu harus jadi pedoman dalam penulisan berita bagi jurnalis/wartawan.

Contoh penulisan 5W+1H dalam paragraf eksposisi:
Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini mencapai rata-rata 7-8% per tahun. Hal itu karena adanya kegiatan ekonomi yang semakin masif, terutama pada UMKM. Pemerintah diketahui menggelontorkan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp34,1 triliun.

Baca juga :  Peringatan HPN 2023 Tingkat Provinsi Bali di Bumi Mekepung

Dengan demikian, pendapatan per kapita penduduk Indonesia mencapai beberapa kali lipat. Selain itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk yang dikategorikan miskin juga banyak berkurang.

Berikut analisis 5W+1H contoh berita di atas:
What: Jumlah penduduk miskin berkurang
Who: Masyarakat Indonesia
Why: Pertumbuhan ekonomi rata-rata 7-8%
When: Beberapa tahun terakhir
Where: Indonesia
How: Pemerintah menggelontorkan KUR Rp 34,1 triliun kepada UMKM. MD-9

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button