Sekretariat DPRD Badung Sembahyang di Pura Payogan Agung Kutai

BALIKPAPAN, MataDewata.com | Sekretariat DPRD Badung melaksanakan persembahyangan di Pura Payogan Agung Kutai Kartanegara Kalimantan Timur (4/9/2024). Persembahyangan dalam rangka kunjungan kerja ke DPRD Balikpapan dan Samarinda. Persembahyangan dipimpin Mangku Gede Pinandita Dwije, IB Semadi Agung Dwijatanaya.

Pura Peyogan Agung Kutai didirikan atas dasar prakasa umat baik dari Kepolisian,Tentara dan guru pada tahun 1991. “Di Kutai pada saat itu Kutai bernama Kutai Kartanegara, sekarang pemekaran menjadi Kutai Barat, Kutai Timur dan seterusnya. Jadi persembahyangan dimulai dari rumah rumah. Atas ide ini kita bersama sama untuk berupaya memiliki sebuah tempat suci sembahyang,” kata IB Semadi Agung Dwijatanaya.

Baca juga :  Kunjungi Pelabuhan Sanur, KSP Moeldoko: Harus Menjadi PAD Juga bagi Daerah

Atas doa restu “Beras Kuning” Sultan Raja Kesultanan Kutai Ingkartanegara dan Bupati Saprang (saat menjabat) proses Pembangunan pura dapat dimulai dan dirampungkan. IB Semadi Agung Dwijatanaya menuturkan keinginan membangun pura didasari atas adanya kerajaan sekitar abad ke-4 di bawah kepemimpinan Raja Mulamarwan.

Seiring dengan berjalannya waktu, atas persetujuan dan petunjuk para sulinggih pada sekitar tahun 1998 berdiri sebuah Pura di Lumajang yang disebut dengan Pura Mandala Giri Agung. Kemudian akhirnya terpublikasi oleh media bahwa didirikan sebuah Pura di Kutai Kartanegara.

Baca juga :  Gubernur Koster Tinjau Pembangunan Pelabuhan Sanur

“Pada akhirnya, pemucuk pembangunan Pura Semeru datang ke sini untuk hadir untuk tangkil dan seterusnya. Sehingga desain awal rencananya Padma sari itu berubah menjadi seperti ini. Dengan perkembangan pemedek dan lain sebagainya Pura ini sekarang mempunyai luas kurang lebih 1 hektar. Jadi dengan beliau hadir dan sebagainya mulailah yang disebut dengan ngenteg linggih ngebag tahun pada sasih ke pitu tahun 2001,” pungkasnya.

Baca juga :  Puluhan Pelanggan Nikmati Kemudahan Layanan Pasang Baru Home Charging PLN

Tahun 2001, disepakati Pura ini diempon oleh Provinsi Kalimantan Timur. Yang artinya semua Kabupaten dan Kota ngemong, namun pada kegiatan sehari-hari seperti ini memang Kabupaten Kutai Kartanegara yang ngemong. “Maka terbentuklah nama disepakati bersama sesuai prasasti namanya Pura Peyogan Agung. Nah sekarang dengan pertimbangan pertimbangan X, mangkin mulai tahun ini terjadi perubahan pergeseran Pujawali ke sasih ke lima/purnama ke lima,” bebernya. Ag/Db-MD

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button