Aksi Sosial Ketua TP PKK Bali Menyapa dan Berbagi di Jembrana
Digelar Dua Hari, Sasar 400 Warga Kurang Mampu
JEMBRANA, MataDewata.com | Masih dalam rangkaian ‘Aksi Sosial Ketua TP PKK Provinsi Bali Menyapa dan Berbagi’ di Kabupaten Jembrana, pada hari kedua, Sabtu (4/3/2023), Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster secara marathon menyambangi empat desa yang berada di Kecamatan Mendoyo dan Pekutatan. Di Kecamatan Mendoyo, kegiatan dilaksanakan di dua desa yaitu Dlod Brawah dan Yeh Sumbul. Sedangkan di Kecamatan Pekutatan, rombongan TP PKK Bali menyapa masyarakat Desa Asahduren dan Desa Pekutatan.
Sehari sebelumnya, Ny. Putri Koster telah menyapa dan berbagi dengan warga kurang mampu di Desa Ekasari, Desa Nusasari, Desa Adat Baluk dan Desa Pengambengan. Di setiap desa yang dikunjungi, Ny.Putri Koster menyapa dan berbagi dengan 50 warga kurang mampu, sehingga aksi sosial selama dua hari telah menjangkau 400 warga.
Bersinergi dengan berbagai komponen, aksi sosial menyasar kelompok masyarakat terbawah yang memerlukan uluran tangan. Di tiap lokasi, Ketua TP PKK Bali menyerahkan bantuan kepada 50 warga kurang mampu, yang terdiri dari lansia, ibu hamil, penyandang disabilitas, kader PKK dan balita. Masing-masing menerima 20 kg beras dan 1 krat telur. Khusus untuk balita, lansia, ibu hamil, penyandang disabilitas dan kader PKK mendapat tambahan susu dengan jumlah bervariasi dan jenis disesuaikan dengan kebutuhan.
Balita dan lansia memperoleh masing-masing 8 kotak susu, sedangkan ibu hamil, penyandang disabilitas dan kader PKK mendapat bantuan 2 kotak susu. Selain itu, di tiap lokasi kegiatan aksi sosial, diserahkan pula bantuan berupa bibit tanaman produktif dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bali, bantuan bibit ayam beserta pakan dan bibit sayur mayur dari Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali.
Dalam arahannya, Ny. Putri Koster menyampaikan rasa gembira karena dalam dua hari kunjungan di Jembrana, ia dapat bertatap muka secara langsung dengan masyarakat. Disebutkan olehnya, aksi sosial di Jembrana menyasar delapan desa. “Di setiap desa, kita kumpulkan 50 warga kurang mampu yang terdiri dari lansia, ibu hamil, balita, penyandang disabilitas dan kader PKK, jadi ibu sudah bertemu dengan 400 warga,” ujarnya.
Turun menyapa warga, perempuan yang akrab disapa Bunda Putri ini membawa ‘gagapan’ berupa kebutuhan pokok dan makanan tambahan. Kendati jumlahnya tak banyak, ia berharap bantuan ini mampu memenuhi kebutuhan warga kurang mampu dalam beberapa waktu ke depan.
Dalam kunjungan pada hari kedua ke empat desa, pendamping orang nomor satu ini memberi penekanan pada edukasi pencegahan stunting, kewaspadaan terhadap penyebaran rabies, pentingnya merawat kesehatan mata dan pelestarian hutan. Agar lebih optimal, Ny. Putri Koster mempercayakan pemberian edukasi kepada pihak yang membidangi yaitu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Nyoman Gede Anom, Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunada, Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLH) Provinsi Bali I Made Teja, Direktur RS Mata Bali Mandara Provinsi Bali, dr. Ni Made Yuniti serta, Ketua Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Bali, Luh Putu Sukarini.
Sebagai pengantar, Bunda Putri menyinggung pentingnya upaya penuntasan angka stunting. Kendati angka stunting di Bali tidak begitu banyak, namun persoalan ini tetap harus mendapatkan atensi agar bisa tuntas secepat mungkin. Ditambahkan olehnya, stunting mesti mendapat perhatian serius karena mengancam keberlangsungan generasi penerus bangsa. Oleh sebab itu, ia meminta kader posyandu proaktif terhadap potensi stunting di lingkungan masing-masing dan sesegera mungkin berkoordinasi serta melakukan upaya pencegahan dengan menggandeng stakeholder terkait.
Selain isu stunting, perempuan yang dikenal memiliki multi talenta ini juga menaruh perhatian terhadap pelestarian hutan. Menurutnya, keberadaan hutan harus dilestarikan agar pengalaman pahit banjir bandang yang melanda kawasan Jembrana di penghujung tahun 2022 lalu tak kembali terulang.
“Hutan di Jembrana sangat luas, mesti dijaga kelestarian dan keamanannya karena selain berfungsi mencegah banjir, hutan adalah paru-paru bumi dan sumber kehidupan. Dengan adanya hutan, kita dapat menikmati oksigen yang tidak terkontaminasi oleh udara yang tercemar dan polusi dari kendaraan bermotor. Semoga di bali khususnya Jembrana kita masih bisa melihat langit yang biru dengan mega putih yang menandakan udara belum tercemar,” ungkapnya.
Masih terkait dengan pelestarian lingkungan, Ny. Putri Koster sangat terkesan dengan wilayah Desa Asahduren dan sekitarnya yang nampak masih asri. “Tempatnya sangat bersih, barangkali bapak kepala desa sudah punya sistem pengelolaan sampah berbasis sumber seperti arahan Bapak Gubernur,” imbuhnya sembari mengimbau warga Asahduren agar selalu menjaga kelestarian lingkungan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Nyoman Gede Anom dalam paparannya menerangkan bahwa stunting adalah kondisi gagal tumbuh kembang yang terjadi pada masa 1000 hari masa awal kehidupan manusia. Faktor penyebabnya adalah kekurangan gizi kronik, baik sesudah bayi lahir atau saat masih dalam kandungan. Oleh sebab itu, pencegahnya harus dilakukan sejak masa persiapan kehamilan hingga melahirkan dan pemberian asupan gizi memadai ketika bayi telah lahir. “Intervensi terhadap remaja merupakan hal yang sangat penting dalam pencegahan stunting,” katanya.
Selain stunting, Kadiskes juga minta masyarakat Bali mewaspadai tiga penyakit yang saat ini menjadi ancaman serius yaitu rabies, demam berdarah dan diare. Masih dalam paparannya, ia secara khusus menyampaikan tata laksana penanganan gigitan anjing. Disebutkan olehnya,begitu tergigit anjing, pertolongan pertama yang harus dilakukan adalah mencuci luka di air mengalir menggunakan sabun selama 10-15 menit. Setelah itu, korban gigitan harus segera memeriksakan diri ke pusat layanan kesehatan terdekat.
“Gejala awal rabies adalah demam, namun gejala yang mematikan baru muncul dua bulan kemudian. Korban gigitan akan berperilaku seperti anjing gila dan jika sampai sudah muncul gejala itu maka sudah sangat-sangat berbahaya. Saya sarankan tetap waspada, sekecil apapun gigitannya segera periksakan ke pusat kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan secepatnya,” bebernya.
Edukasi terkait bahaya rabies juga disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada. Ia menginformasikan, Bali sangat rawan terhadap rabies karena tingginya populasi anjing yang saat ini jumlahnya telah mencapai 650 ribu ekor. Ia mencatat, kasus gigitan anjing di Bali juga relatif tinggi yaitu pada tahun 2023 telah mencapai 3.400 gigitan.
“Diantara jumlah gigitan itu, 72 positif rabies. Bahkan, di Jembrana sudah ada satu korban jiwa,” tuturnya. Oleh sebab itu, pihaknya konsen melakukan berbagai upaya pencegahan rabies. Upaya yang ditempuh antara lain melalui gebyar vaksinasi rabies untuk anjing peliharaan maupun anjing liar. Tidak hanya itu, pemerintah juga telah membentuk tim siaga rabies di tingkat desa guna mempercepat vaksin serta mengedukasi masyarakat agar tidak melepasliarkan binatang peliharaan serta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika digigit anjing atau hewan berdarah panas yang berpotensi menularkan rabies. Ia sangat berharap, Daerah Bali bisa segera terbebas dari penyakit rabies.
Selanjutnya Kadis KLH Provinsi Bali I Made Teja menyampaikan edukasi tentang pentingnya gerakan menjaga kelestarian hutan. Ia menyebut, menjaga kawasan hutan sangat penting dilakukan karena perannya yang sangat strategis. Selain itu, ia juga mendorong terwujudnya pengelolaan sampah berbasis sumber di masing-masing desa. Ia menilai, gerakan peduli lingkungan di kawasan Asahduren dan Jembrana umumnya sudah semakin baik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kegiatan gotong-royong yang dilakukan oleh masyarakat setiap bulannya.
“Kalau bisa ini terus ditingkatkan. Dari sisi kebersihan kami sering lalu lalang menuju kawasan hutan, kami lihat Jembrana sudah luar biasa perubahannya untuk menjaga lingkungannya,” cetusnya. Masih terkait pelestarian lingkungan, Kadis KLH Made Teja meminta masyarakat mengurangi penggunaan plastik dan styrofoam.
Sementara itu Direktur RSMBM dr.Yuniti mengajak masyarakat Jembrana untuk senantiasa menjaga kesehatan mata, karena mata merupakan indra yang sangat vital. “Jika mata rusak, akan sangat mengganggu aktivitas keseharian kita,” sebutnya. Cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mata adalah dengan mengonsumsi makanan sehat serta banyak makan sayur dan buah. Disamping itu ia juga berpesan agar mata dijaga dari paparan sinar ultraviolet yang terlalu intens. “Kita lindungi dengan memakai kacamata anti ultraviolet, boleh juga melindungi dengan cara sederhana seperti memakai topi sehingga dapat mengurangi paparan sinar ultraviolet langsung kepada mata,” pungkasnya.
Berikutnya, Ketua IBI Bali Luh Putu Sukarini menyampaikan paparan terkait langkah pencegahan stunting. Ia meminta ibu hamil senantiasa memelihara kesehatan dan memperhatikan kebersihan lingkungan. “Begitu juga kepada anak-anak, adik-adik, ibu-ibu yang punya balita dan anak remaja tolong diperhatikan pola makan. Anak-anak remaja sering sekali mengesampingkan pola makan, padahal pada masa remaja itulah cikal bakal mulai berkembangnya kesehatan reproduksi. Kesehatan reproduksinya tidak akan baik ketika asupan gizi tidak diperhatikan,” ungkapnya.
Aksi Sosial Ketua TP PKK Provinsi Bali Menyapa dan Berbagi juga dihadiri Ketua TP PKK Kabupaten Jembrana Ny.Candrawati Tamba, Ketua GOW Kabupaten Jembrana Ny. Inda Patriana Krisna, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi Bali Putu Anom Agustina serta anggota TP PKK Provinsi Bali dan TP PKK kabupaten Jembrana.
Masih dalam rangkaian kunker TP PKK Bali di Bumi Makepung, digelar pula layanan IVA Test. Tidak hanya itu, Rumah Sakit Mata Bali Mandara (RSMBM) juga menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan mata, pemberian kacamata gratis dan operasi katarak secara gratis di Puskesmas I Pekutatan. Hp-MD