Dirjen Bimas Hindu Tegaskan Renstra Pendidikan Agama Membangun Hindu Nusantara

Ungkap Kekurangan Guru Agama

DENPASAR, MataDewata.com | Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Drs. I Nengah Duija, M.Si., mengajak Umat Hindu untuk membangun kekuatan Hindu Nusantara. Tujuannya untuk membentengi seluruh umat sedharma dari pengaruh budaya luar termasuk modernisasi yang tidak sesuai dengan kerarifan lokal budaya Nusantara. Hal tersebut ia sampaikan pada saat acara Simakrama Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bali yang dihadiri tokoh umat Hindu se-Bali dan ratusan Sulinggih yang berlangsung di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya, Minggu (2/10/2022).

Dirjen. Nengah Duija pada kesempatan tersebut juga menegaskan target rencana strategis (Renstra) Pendidikan Agama Hindu adalah Membangun Hindu Nusantara. Sehingga Hindu yang berkembang di Jawa harus berpijak pada nilai-nilai Jawa itu sendiri, baik dalam konstruksi teknologinya maupun dalam prakteknya yang harus berkiblat pada Hindu Jawa. “Hindu Toraja juga demikian, harus berkiblat pada tradisi HinduToraja. Demikian juga Kaharingan harus berkiblat pada Kaharingan karena itu budaya mereka. Bali apalagi, harus berkiblat pada Bali. Kalau tidak, kita mengkhianati cita-citanya Bung Karno,” tegas Prof. Nengah Duija.

Ik-MD-GBD-BPD Bali/12/2022/fm

“Kalau ingin menjadi orang Hindu, tidak harus menjadi orang India. Ini Bung Karno lho (ucapan Bung Karno, red) bukan saya, bukan kata Dirjen. Bung Karno yang bicara soal itu, dan itu universal, tidak hanya Hindu,” imbuhnya sembari mengemukakan pemaknaan sebutan Hindu Nusantara diambil secara kultur Budaya Nusantara itu sendiri. Karena ditegaskan budaya Indonesia terbangun dari puncak-puncak kebudayan Nusantara, bukan dalam konteks pengembangan kultural dan agama. “Jadi dirinya (Bung Karno, red) tidak memilih Indonesia. Kenapa? Indonesia itu dalam konteks nation statemen. Bukan dalam konteks pengembangan kultural dan agama,” ucapnya diplomatis.

Baca juga :  Nama Pemangku Besakih Dicatut, Tegaskan Tidak Hadir di Pasamuhan Ulun Danu

Selanjutnya Dirjen Prof. Nengah Duija berpesan kepada generasi muda Hindu Nusantara khususnya di Bali agar jangan terlalu membanggakan budaya agamis yang datang dari luar. Artinya tumbuh menjadi umat yang bertopang pada nilai-nilai Hindu yang ada di Bali. Berbagai persoalan yang dihadapi umat Hindu di tanah air juga disampaikan, seperti persoalan kualitas pembelajaran dan pengajaran, masalah kekurangan guru agama.seperti kondisi di Toraja dimana satu sekolah hanya ada satu guru Agama Hindu. “Itupun guru bersangkutan harus menempuh perjalanan dua hari menuju sekolah tempatnya mengajar. Jadi harus menginap satu hari, baru kemudian mengajar ke sekolah,” ungkapnya bahkan menegaskan guru yang dimaksud bukanlah PNS.

Baca juga :  Wali Kota Jaya Negara Hadiri Pediksan Bhiseka Ida Pedanda Gede Putra Pemaron Mandhara dan Gusti Istri Purbawati

Sementara Gubernur Bali, Wayan Koster sangat mendukung paparan Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI terkait dengan pentingnya umat Hindu Nusantara menjalankan warisan adiluhung para leluhur. “Itu yang benar, itulah Nangun Sat Kerthi Loka Bali,” ujar gubernur yang pada kesempatan itu juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Dirjen, karena nuansa paparan yang disampaikan selaras dengan apa yang ingin digalangnya. Masyarakat Hindu di Bali ditegaskannya harus memahami secara utuh kekuatan budaya yang dimiliki.

Ik-MD-GS-BPD Bali/12/2022/fm

“Semua ini telah menyatu menjadi satu tatanan kehidupan beragama di Bali yang menyatu agama dengan budaya. Maka antara adat dan agama di Bali dengan berbagai kekayaannya, tidak bisa lepas. Makanya di Bali itu kita tidak pernah khawatir budaya ini akan mati, karena terjaga sangat kokoh melalui desa adatnya. Sepanjang ada odalan dengan Dresta Balinya, dengan tatanan upakara Bali, adat tradisi budaya Bali, selama itu pula budaya ini ada, takkan pernah mati, makin subur dia, makin berkembang dia,” tegasnya seraya mengatakan hal itu yang membuat Bali memiliki Taksu. “Inilah yang membuat Bali metaksu, beraura bahkan tenget,” pungkasnya.

Baca juga :  Webinar “Upakara Pitra Yadnya Ring Krematorium”

Terkait dengan buku pelajaran Hindu yang memang menjadi kewenangan Dirjen, Gubernur Wayan Koster meminta agar isi buku seutuhnya Hindu Nusantara. Dikatakannya, begitu menjadi Gubernur Bali, dirinya membentuk tim untuk mengecek isi buku pelajaran agama Hindu dari SD hingga SMA dan memastikan agar isinya benar-benar pelajaran Hindu Nusantara. “Pak Dirjen, bikin ini pekerjaan pertama Bapak, bereskan rapikan itu buku pelajaran Agama Hindu,” tegasnya seraya menambahkan, kalau yang Jawa ya Jawa Hindunya, Kalimantan Tengah ya Kalimantan Tengah budayanya. Bali apa lagi, ujarnya dengan tegas.

Menjawab permintaan itu, Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI, Prof. Nengah Duija menjawab bahwa pihaknya benar-benar ingin membangun Hindu Nusantara. “Jadi kita telaah dulu secara akademik, nanti ada tim-nya yang akan menelaah. Paling lambat tahun 2023-lah. 2022 ini masih anggaran lama. Yang penting Hindu itu harus rukun, harus kuat dan kita punya kepentingan untuk bangsa dan negara. Jadi kita harus kuat untuk menopang NKRI dan Pancasila,” tegas Prof. Nengah Duija. An-MD

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button