Komisi II DPRD Bali Siap Bentuk Pansus Tanggulangi Masalah Distribusi Ternak

DENPASAR, MataDewata.com | Tidak stabilnya harga ternak babi dan Sapi Bali di pasaran membuat peternak Bali gelisah. Menyikapi kondisi tersebut, DPRD Bali bersiap membentuk Panitia Khusus ( Pansus) untuk menjaga stabilitas harga.

Hal tersebut disampaikan Ketua Komisi II DPRD Provinsi Bali, IGK. Kresna Budi saat dikonfirmasi awak media di Denpasar, Selasa (2/5/2023).

Menurutnya, sejak awal penyebab jatuhnya harga ternak babi maupun Sapi Bali disebabkan adanya pengiriman ternak yang tidak teratur. Menyebabkan meningkatnya suplai ternak di pasaran yang berakibat harga turun secara drastis.

Ik-MD-ITB STIKOM Bali/Sab//16//2023/fm

Kresna Budi mendorong Asosiasi Pengusaha Daging dan Ternak (Aspednak) Bali dan Asosiasi Pengirim Sapi Bali (APSB) bertindak sebagai pengatur regulasi pengiriman ternak. Seperti yang dilakukan banyak negara, tidak terkecuali Australia dan Selandia Baru.

Baca juga :  Dua Truk Babi Asal Jembrana Ditolak Masuk Ketapang

Lanjut menegaskan, dengan adanya asosiasi yang mengatur harga dan pengiriman ternak akan menjadikan pengawasan ternak, baik babi dan Sapi Bali menjadi lebih terarah dan tepat sasaran. Karena terkait erat populasi ternak yang ada di Bali

“Jangan sampai habis populasi ternak kita dan juga ada kestabilan harga ternak. Kita tidak ingin adanya inflasi dari harga-harga bahan pokok ternak ini. Jadi, ada kestabilan harga, karena hal itu mengacu pada luar negeri,” terangnya.

Ik-MD-Bank BPD Bali-QCB//1/2023/fm

Oleh karena itu, pihaknya selaku Ketua Komisi II DPRD Provinsi Bali akan mendorong Pemerintah Provinsi Bali memberikan rekomendasi kepada asosiasi untuk memperkuat pengaturan distribusi ternak, baik ternak babi maupun Sapi Bali.

Baca juga :  Bali Masuk Zona Bebas Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)

“Tadi saya sudah rapat dengan staf ahli, itu ajuan dari Komisi II DPRD Bali untuk bisa kita bentuk Pansus, supaya ada payung hukumnya bagi penguatan asosiasi,” paparnya.

Disamping itu, Kresna Budi juga akan mendorong Perusda nantinya untuk membentuk pabrik pakan di Bali. Bahkan, program-program dari Dinas Pertanian terkait penanaman jagung dalam skala besar akan didorong menjadi program unggulan Gubernur Bali, dalam membantu memaksimalkan fungsi lahan yang ada di Bali.

Ik-MD-BPD Bali-BP//1/2022/fm

“Mungkin setelah reses kita akan bentuk Pansus dan bulan-bulan ini sudah terbentuk, sambil menyikapi Hari Raya Idul Adha. Kita akan segera bergerak,” tegasnya.

Baca juga :  Sambut Nataru, Penumpang di Pelabuhan Benoa Diperkirakan Naik Sekitar 14%

Disisi lain, Ketua Asosiasi Pengusaha Daging dan Ternak (Aspednak) Bali, Made Ray Sukarya dan Ketua Asosiasi Pengirim Sapi Bali (APSB), Komang Mahendra Wistawan sangat mengapresiasi keinginan Pemerintah dalam mengatur distribusi ternak.

Bahkan, pihaknya mengucapkan terima kasih dengan keteraturan adanya asosiasi, sehingga diharapkan perlindungan kepada peternak menjadi lebih baik terkait kestabilan harga ternak.

“Selama ini jatuhnya harga ternak, itu karena pengirim ternak gontok-gontokan mengirimkan ternak. Jadi, ternak penuh di pasaran, tapi harga jatuh. Melalui asosiasi, maka harga itu disesuaikan dengan lebih tidak merugikan peternak dan juga tidak merugikan konsumen kedepannya,” pungkasnya. Ac-MD

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button