Bangkitkan Kepariwisataan Nasional Melalui Indonesia Time To Speak Up (ITTSU)

Upaya Gerakkan dan Geliatkan Pemulihan Industri Pariwisata serta Ekonomi Kreatif di Era New Normal

DENPASAR, MataDewata.com | Indonesia yang terletak sangat strategis di semenanjung garis katulistiwa merupakan negara kepulauan. Memiliki kekayaan alam dengan keragaman budaya yang luhur, unik yang tidak dimiliki oleh negara lain. Namun hingga saat ini kondisi kepariwisataan di Indonesia tidak dalam kondisi baik-baik saja akibat dilanda pandemi Covid-19.

Event ITTSU (Indonesia Time To Speak Up) hadir untuk memberikan terobosan strategis membantu mempercepat pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif. Tentu tujuan utamanya secara tidak langsung membantu memberantas kemiskinan, mengurangi ketimpangan dan kesenjangan serta membangun ketahanan agar dapat mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Menjadikan ITTSU salah satu Calendar of Event yang diselenggarakan oleh Indonesia Dwipa Tourism & Industry (IDTI) yang akan diselenggarakan di Kabupaten Badung, Bali pada tanggal 4 – 8 Mei 2023 di Pantai Jerman, Wanasegara, Kuta-Bali, Indonesia. Menjadi kegiatan yang bersifat ajakan dan seruan, sekaligus undangan kepada seluruh komponen pembangunan pariwisata (pemerintah, pengusaha/investor dan masyarakat).

Ik-MD-BPD Bali-BP//1/2022/fm

Bergerak untuk maju bersama menindaklanjuti acara Presidensi KTT G20 yang diselenggarakan pada tanggal 14 – 18 Nopember 2022 dengan tema tema KTT G20, “Recovery together, Recovery Stronger” dalam rangka untuk mempercepat pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif di era new normal.

Event ini dirancang menggunakan pendekatan pada tiga (3) unsur utama yang saling berkaitan, yaitu kekayaan alam dan keragaman budaya, kolaborasi lintas sektor serta pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) . Kegiatan ini juga bertujuan untuk menyatukan visi dan misi serta arah kebijakan pembangunan pariwisata, membranding dan mempromosikan industri kreatif, mengkampanyekan upaya perlindungan, pelestarian dan pemajuan budaya daerah serta perbaikan pola pikir terhadap budaya dan wahana edukasi kepada masyarakat, khususnya bagi para generasi muda seiring dengan perkembangan jaman.

Baca juga :  Ini Strategi Pengembangan Pariwisata ke Depan!

Rangkaian kegiatan ITTSU terdiri dari 4 kelompok yang dikemas secara holistik dan terpadu, yaitu; Konferensi Pariwisata dan Budaya (Conference on Tourism and Culture), Table Top & Exhibition, Festival Budaya Indonesia dan Penerapan Teknologi Informasi digitalisasi (D4.0 – G5.0).

Ik-MD-ITB-STIKOM-Bali//20/2023/fm

Konferensi bertujuan untuk membangun kepercayaan kepada masyarakat bahwa pemulihan ekonomi sangat ditentukan oleh sektor pariwisata, karena industri pariwisata dan ekonomi kreatif akan memberikan dampak “multiplier effect” ke sektor industri penunjang pariwisata, misalnya transportasi, akomodasi, event organizer, industri kreatif (UMKM) dan lainnya.

Acara tersebut sekaligus untuk mencegah dan mengatasi masalah yang terjadi sebagai langkah antisipatif dalam pembangunan dan mendapatkan pengarahan visi dan misi serta arah kebijakan pembangunan pariwisata nasional dengan melibatkan seluruh elemen penopang kepariwisataan. Dimulai dari pemerintah, pelaku/pengusaha pariwisata, akademisi, peneliti, asosiasi, media, tokoh masyarakat serta elemen pendukung lainnya.

Disamping itu, acara konferensi juga untuk meningkatkan kekompakan dan menggerakkan kolaborasi agar bisa bergotong royong dalam menjalankan roda perekonomian semakin baik dari waktu ke waktu.

Baca juga :  Terbang ke Australia Semakin Mudah
Ik-MD-Bank BPD Bali-QCB//1/2023/fm

Selanjutnya acara Business meeting (Table top) & Familiarization trip (Famtrip) diselenggarakan sebagai ajang pertemuan yang kondusif antara Buyer dan Seller baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Membuka peluang bagi seluruh komponen pariwisata untuk bertemu dan bekerja dengan orang-orang hebat dari berbagai profesi, misalnya agent biro perjalanan, pengusaha hotel dan restaurant, pengelola destinasi dan daya tarik wisata, EO, WO hingga pengusaha industri kreatif (UMKM).

Komponen kepariwisataan yang terlibat dalam acara tersebut sekaligus dapat menunjukkan dan mempromosikan bisnis, mem-branding produk, mengenalkan produk baru, memelihara hubungan bisnis yang ada, menarik pelanggan baru dan mengikuti tren pasar dalam pengembangan produk. Didukung Konsep Meeting Business to Business (B2B), Busniness to Customer (B2C) merupakan bentuk kolaborasi dan langkah kongkrit yang paling efektif. Menjawab tantangan besar yang akan memberikan dampak yang nyata, tanpa meninggalkan marwah jati diri sebagai bangsa yang berbudaya.

Selanjutnya, Festival Budaya Indonesia diselenggarakan sebagai ajang untuk pemajuan dan pemanfaatan keragaman budaya yang unik dan luhur. Dalam acara Festival ini, serangkaian acara digelar untuk tujuan pemetaan, pemajuan dan pemanfaatan budaya dan kearifan lokal di setiap daerah. Berupa pameran industri kreatif (UMKM), Kirab Budaya Agung dan pertunjukan seni yang diikuti oleh delegasi dari Provinsi, Kota/Kabupaten se-Indonesia.

Baca juga :  Menparekraf Tindak Lanjuti Langsung Permintaan Kadin Bali
Ik-MD-KUR-BPD-Bali//2/2022/fm

Kegiatan ini juga membawa misi untuk pemerataan pembangunan infrastuktur lunak (kebudayaan), pembangunan manusia seutuhnya dan wujud kongkrit untuk mempersatukan kedaulatan wilayah Indonesia. Memajukan kebudayaan yang berarti turut memajukan berbagai ekosistem lain di luar kebudayaan.

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi memegang peranan yang tidak kalah penting dalam kegiatan ini. Penerapan teknologi informasi dalam Era Revolusi Industri 4.0 telah memberikan kemudahan dan dampak yang sangat besar bagi berbagai sektor kehidupan dalam sebuah negara, termasuk kemudahan dalam mempromosikan pariwisata. Salah satu topik yang berkembang dalam dunia pariwisata modern adalah digital tourism.

Industri 4.0 dijadikan sebagai paradigma industri baru yang mencakup serangkaian perkembangan industri di masa depan dengan penggunaan unsur teknologi terkini seperti Cyber Physical System, Internet of Things (IoT), Robotics, Big Data, Cloud Manufacturing, Augmented Reality (AR) dan lain sebagainya, yang memungkinkan lingkungan industri akan semakin cerdas.

Diharapkan kepada pemerintah bekerjasama dengan semua elemen pelaku pariwisata baik itu pihak pemerintah, swasta maupun masyarakat untuk turut berpartisipasi dan bergotong royong melalui event ini agar dapat berjalan dengan baik dan manfaat pariwisata dapat dirasakan oleh semua kalangan masyarakat. Rm-MD

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button